Wakil Bupati Bintan, Khazalik. F/Ririn. |
Kantongi 22 SK Mutasi Kerja, Siap Maju Pemilihan Bupati Bintan 2015
Sebagai anak watan Melayu, Khazalik sadar betul, hidung tak mancung inikan pipi tersorong-sorong. Namun 2010 silam, Bupati Bintan, Ansar Ahmad justru menyadari betul potensi birokrat yang mengaku memiliki 22 Surat Keputusan (SK) mutasi ini.
FATIH MUFTIH, Bintan.
Selulus dari Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (sekarang IPDN) tahun 1987, Khazalik memulai petualangannya di dunia pemerintahan. Tak ada sebuah permulaian dari posisi tinggi. Kala usianya menapak 24 tahun, Khazalik hanya berstatus sebagai pegawai biasa di Kantor Gubernur Riau. Selayaknya pegawai bawahan, ia tak punya apa-apa, selain semangat untuk tetap melanjutkan karir.
Namun setapak demi setapak dalam jangka puluhan tahun, pegawai rendahan itu mulai bertransformasi. Berpindah-pindah tugas menjadi konsekuensi. Tercatat, Khazalik pernah berdinas di pelbagai daerah. Mulai dari pegawai Kantor Camat Siantan di Tarempa, Sekretaris Camat di Karimun, hingga diamanahi menjadi Camat Galang. Pengalamannya menjadi camat ini kemudian yang melesatkan karirnya ke Bintan. Juli 13 tahun lalu, Khazalik dilantik menjadi Camat Bintan Timur. Jabatan ini semakin memantapkan karir birokrasi Khazalik di Bintan. Setelahnya, ia mulai berpindah-pindah dinas.
"Saya sampai punya 22 SK mutasi kerja lho," tukasnya seraya tertawa. Dipindahkan ke segala lini pekerjaan, tak membuat Khazalik frustasi. Kondisi ini, katanya, justru membuka ruang selebar-lebarnya untuk belajar. "Di setiap tempat dinas, ada hikmahnya masing-masing," ucapnya.
"Tapi yang paling menantang adalah saat bekerja di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bintan," ujar bapak tiga anak ini.
Khazalik enggan menamai kesulitan di tiap-tiap kerjaannya. Ia lebih gemar menyebutnya sebagai tantangan. Hal ini, menurutnya, kian memacu dirinya untuk menuntaskannya. Tantangan paling hebat dirasanya kala menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bintan.
Ini dikarenakan, Khazalik amat menyadari, sektor pariwisata Bintan punya potensi menjadi sektor penggerak utama di Bintan. Meski tak memiliki pengalaman di bidang kepariwisataan, Khazalik enggan menyerah dengan keadaan. Ia memaksimalkan waktu yang dipunya untuk meningkatkan kepahaman.
"Saya merasa sektor pariwisata ini penggerak utama sektor lain. Bila tak aman, maka tak ada turis yang datang. Tapi, bila banyak turis datang, tanda sebuah wilayah itu aman untuk dikunjungi," jelasnya.
Pelan tapi pasti, kini sektor pariwisata Bintan sudah menjelma sebagaimana yang Khazalik yakini. Bahkan, Bintan akan dijadikan satu dari sekian daerah pariwisata khusus yang ada di Indonesia.
Dengan predikat semacam ini, Khazalik hanya menginginkan masyarakat Bintan bisa lebih memaksimalkan potensi kepariwisataan. "Perdagangan kan juga bisa digenjot lewat sektor ini. Pelan-pelan, masyarakat Bintan sudah mulai menyadarinya. Ini yang harus dikembangkan dari hari ke hari," ujarnya.
Memasuki tahun 2010, kala Bupati Bintan, Ansar Ahmad resmi bercerai dengan Mastur Taher, wakil bupati saat itu, dan maju kembali ke bursa pemilihan bupati, ia melirik Khazalik. Seorang birokrat yang membangun karir dari bawah, dirasa Ansar sebagai partner yang baik dalam memajukan Bintan. Pasalnya, Khazalik dinilai mengerti betul seluk-beluk teknis pekerjaan pemerintahan.
"Ketika Pak Ansar mengajak maju, saya merasa itu sebuah amanah," ungkap Khazalik. Setelah menimbang dan berintropeksi diri, Khazalik membulatkan tekad untuk mendampingi Ansar memimpin pemerintahan Kabupaten Bintan periode 2010-2015.
Selama nyaris lima tahun ini, jarang terdengar Ansar dan Khazalik pecah kongsi. Menurut Khazalik, pembagian porsi tugas yang jelas menjadi kunci romantisme membangun pemerintahan. Soal perbedaan pendapat, Khazalik menilai itu hal yang lumrah. "Namanya juga manusia. Ya wajar dong beda pendapat. Sering malahan," ungkapnya.
Tapi itu bukan kendala. Karena dengan perbedaan pendapat itu justru lahir keputusan-keputusan bernas menyangkut kebijakan Pemkab Bintan ke depannya. "Tak mungkin ada dua nahkoda dalam satu kapal. Hancurlah kapal itu. Dan tentu saja nahkoda Bintan itu ya Pak Ansar," ujarnya. Khazalik juga tak memungkiri, banyak hal yang dipelajari dari sosok Ansar Ahmad. Hal itu, yang kian memperkaya wawasan kepemimpinannya.
Ia menyebutkan pemimpin yang baik itu punya tiga faktor yang bisa dijadikan tolok ukur. Pertama, memahami tujuan organisasi yang dipimpin. Kedua, pemimpin seharusnya punya motivasi kuat untuk mencapai tujuan tersebut. "Kalau menyangkut Bintan, ya harus sangat memahami potensi wilayah dan aparaturnya," jelasnya. Dan ketiga, harus bisa memberi motivasi kepada orang yang dipimping dan mau mendengar. "Karena bila tidak akur dengan para anggotanya, alih-alih akan maju, malah buang energi saja," sambungnya.
Menjelang akhir masa jabatannya sebagai Wakil Bupati Bintan, Khazalik enggan berbicara banyak mengenai kelanjutan karirnya. Namun, bagaimana kemudian bila masyarakat Bintan mengamanahkan agar pria kelahiran Tarempa ini menjadi suksesor Ansar Ahmad yang sudah menjabat selama dua periode? Khazalik tertawa. "Kalau memang masyarakat mempercayai, insya Allah saya siap maju pada pemilihan Bupati Bintan tahun depan," ujarnya.
Bila benar, Khazalik menyatakan sudah mengantongi beberapa nama yang akan digandengnya menjadi calon Wakil Bupati Bintan. "Tapi maaf sekali, belum bisa dibocorkan hari ini. Tapi, yang jelas sudah ada beberapa nama," ucap mantan Kepala Badan Kesbangpolinmas Bintan ini.
"Sekarang ini fokus dulu mendampingi Pak Ansar menuntaskan amanahnya. Soal ke depan, lihat saja nanti bagaimana," pungkasnya. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar