Rabu, 28 Mei 2014

Dari Bintan Triathlon 2014, Bukan Sekadar Olahraga Turis Mancanegara

Ribuan peserta Bintan Triathlon 2014 berlari, usai sirine
tanda mulai dibunyikan, Sabtu (17/5). F/Fatih.
Panoramanya Sihir Pesohor Nasional, Janjikan Inovasi Tiap Tahun

Sebenarnya, triathlon bukan sesuatu yang spesial. Olahraga adu kecepatan berenang, berlari, dan bersepeda ini ada di mana-mana. Hanya saja, Bintan tahu cara memaksimalkannya. 

FATIH MUFTIH, Bintan.

Di sebalik kawasan rimbun hutan yang membelantara, Kabupaten Bintan menyimpan surga dunia. Bila dianalogikan, ini semacam 'gift' atau anugerah. Yang sungguh terlalu bila tak dimanfaatkan sebaik-baiknya. Surga itu berupa kawasan pesisir, dengan pasir putih yang berkilau serta air laut yang sebening kaca. 

Maka, ketika surga dunia itu dikemas dalam satu 'sachet' komplit paket wisata, seluruh penjuru dunia berebut mengunjunginya. Merujuk data resmi yang dilansir Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bintan, ada 1.380 manusia dari seluruh penjuru dunia untuk membuktikan kebolehannya berenang, berlari, dan bersepeda dalam satu waktu. "Mereka itu datang dari 44 negara di lima benua di dunia. Tandanya sudah lengkap," ujar Kepala Disparbud Bintan, Sutioso. 

Ribuan pasang mata itu baru peserta saja. Dan, tidak satu pun peserta yang Sabtu (17/5) kemarin, terlihat datang sebatang kara. Rata-rata, bila tak membawa sanak-familinya, paling tidak kekasihnya. Sehingga, bila diasumsikan saja satu peserta membawa satu orang temannya, ditemukan angka 2.760 wisatawan yang datang ke Bintan, dalam rentang 17-18 Mei, atau selama penyelenggaraan Bintan Triathlon tahun ini. 

Ini bisa jadi indikasi keberhasilan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bintan mengemas keindahan alamnya dalam satu sachet sepesial paket wisata. Bupati Bintan, Ansar Ahmad bahkan dengan tegas mengatakan, keberhasilan ini merupakan hasil pergandeng-tanganan Pemkab Bintan dengan pihak swasta. "Kerja sama dengan Kawasan Wisata Lagoi dan pihak Metasport, penyelenggara olahraga kelas dunia, yang akan terus ditingkatkan setiap tahunnya," ungkap Ansar. Pernyataan ini bukan besar bual semata. Karena bila pergandeng-tanganan itu tak berlangsung mesra, mana mungkin ajang olahraga semacam ini bisa dipertahankan hingga 10 tahun lamanya. Sehingga, bila menilik kemesraan yang dikatakan Ansar, tak menutup kemungkinan Bintan Triathlon bakan tetap ada hingga 20 atau 30 tahun ke depan. 

Selain berhasil mempertahankan kemesraan pergandeng-tanganan lintas instansi, ada satu hal lagi yang disebut Sekretaris Daerah (Sekda) Bintan, Lamidi sebagai inovasi perbaikan dari tahun ke tahun. Yakni, promosi. Pemkab Bintan sadar, tanpa dibarengi promosi yang moncer, barang jualan sebagus apa pun takkan bisa sampai ke tangan kembali. Pemkab Bintan tak mau hanya mengandalkan promosi dari mulut-mulut wisatawan saja. "Mulai tahun ini, kami sudah rajin memasang banner kegiatan-kegiatan kami di beberapa bandara internasional di Indonesia. Dimulai dari Batam dan kini sudah ada di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta," terang Lamidi. 


Promosi yang jor-joran ini membuahkan hasil yang manis. Ada kenaikan signifikan jumlah peserta lokal atau dalam negeri, yang selama ini jarang ambil bagian. "Bila tahun sebelumnya hanya 75 peserta, saat ini mencapai 200-an peserta lokal," ujar Lamidi. 

Maka, tak heran bila nama-nama pesohor kerap hadir "diam-diam" pada Bintan Triathlon dari tahun ke tahun. Tahun sebelumnya, ada Anindya Bakrie dan Sandiaga Uno yang kedapatan berlari di atas pasir Bintan. Sementara tahun ini, ada juga pesohor lain yang juga dipergoki secara tak disengaja. Dia adalah Desi Anwar, wartawati senior yang dikenal tangguh oleh masyarakat Indonesia. Kepada Andri, pewarta foto lokal, mojang Bandung ini mengaku sudah dua kali ke Bintan, tepatnya Lagoi. "Kemarin dia jadi peserta, tapi sepertinya hanya turun di kelas marathon saja," ujar Andri. 

Pesona Bintan bukan hanya sekadar berefek pukau, tapi juga candu. Tercatat, satu orang peserta asal Irlandia yang rutin mengikuti kompetisi triathlon di Bintan sepanjang tahunnya. "Dari 2004 sampai sekarang, dia tak pernah absen," terang Sutioso. 

Maka, sesaat sebelum bersurai, Kasubdit Promosi Wisata Wilayah Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, dan Kepri Kemenparkeraf, Wiwiek Widyawati yang turut hadir pada acara pembukaan berpesan, agar Pemkab Bintan memberikan porsi serius pada pengelolaan kawasan wisata Lagoi ini. "Ekotourism di Bintan ini sudah luar biasa. Tahun-tahun ke depan, harus bisa lebih berinovasi lagi," ucapnya. 

Ansar manggut-manggut mendengar pesan itu. Sebagai orang nomor satu di Bintan, ia berjanji akan mengevaluasi penyelenggaraan segala kegiatan internasional untuk menuju penyelenggaraan yang lebih baik. Setelah Metaman, Kite Boarding, Bintan Triathlon, Tour de Bintan, akan ada satu lagi ajang olahraga internasional yang sedang digodok Ansar beserta jajarannya. "Ajang baru ini akan lebih spesifik dan diupayakan hanya bisa diselenggarakan di Bintan saja," kata Ansar. 

Segala inovasi yang sedang digodok itu, diharapkan Ansar dapat menembus target kunjungan wisatawan mencapai angka 600.000 kunjungan per tahunnya. Sementaraa tahun-tahun belakangan, masih berkutat di angka 480-500 ribu kunjungan. "Kami selalu optimis angka 600 ribu bisa ditembus," tegas Ansar. 

Barangkali, ada baiknya aparatur Pemkab Bintan, khususnya di bidang pariwisata, mengindahkan kesan Wulan Guritno, yang dua bulan lalu bersaujana ke Bintan. "Pulau ini cantik banget. Kayak surga. Selalu bikin rindu," ucap Wulan. Maka, bila 'gift' ini tak dimaksimalkan, bisa jadi Pemkab Bintan sudah mengecewakan Wulan Guritno, yang mewakili 1.254.206 follower twitter-nya. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar