Rabu, 28 Mei 2014

Mengunjungi Sekolah Dasar Negeri 003 Kangboi, Bintan

Pemandangan kala hujan turun di halaman
SDN 003 Kangboy, Selasa (29/4). F/Fatih.
Pernah Digenangi Banjir Setinggi 1,3 Meter, Direncanakan Relokasi

Ahad 19 Januari 2013 takkan pernah dilupakan siswa dan guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) 003 Kangboy. Itulah titimangsa sekolah yang didirikan sejak 1974 itu digenangi banjir setinggi 1,3 meter, terbesar sepanjang sejarah. Kini, di usianya yang ke-40 sekolah itu direncanakan berpindah. 

FATIH MUFTIH, Bintan.

Tidak sulit untuk menuju SDN 003 Kangboi. Dulunya, jalan raya depan sekolah ini merupakan jalur favorit para pengendara menuju Tanjung Uban atau pun dari arah sebaliknya. Lokasi pastinya ada di KM 38,5 jalan raya lintas tengah. Namun, setelah jalan raya lintas barat resmi dibuka penghujung 2013 silam, suasana lintas tengah sontak lengang. Hanya beberapa kendaraan roda 6 atau 8 yang sesekali terlihat melintas.

Jelang menuju SDN 003 Kangboi, ada tikungan setengah curam usai turunan. Perlu sedikit mawas diri ketika melintasinya. Pasalnya, selain permukaan aspal yang licin, tepat di tikungan itu ada pengerjaan jalan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Kepri. Terpampang rambu-rambu insidentil; kurangi kecepatan anda. Di situ, para pekerja tengah asik menyulam temali besi menjadi rangka box culvert.

"Parit itu yang sering jadi penyebab banjir di sekolah kami," kata Kepala SDN 003 Kangboi, Ali Akbar, ketika dijumpai di ruang kepala sekolah, Selasa (29/4) silam.

Kepala sekolah yang berdinas sejak 2009 silam itu menceritakan, intensitas hujan yang tinggi dan parit yang tak berkerja dengan baik menyebabkan sekolahnya digenangi air hingga setinggi 1,3 meter. "Nyaris setinggi dada orang dewasa," tutur Ali. Beruntung, air meluap itu tiba di hari Ahad. Sehingga, siswa-siswa tak bertemu langsung dengan air yang menenggelamkan meja-kursi mereka. 


Namun, air yang datang tanpa diundang itu dengan lancang merusak beberapa arsip penting di ruangan kepala sekolah dan majelis guru. Dan, yang paling buruk adalah ketika pagar beton sekolah terpaksa dijebol. "Tak ada pilihan lain, daripada air terus menggenang di perumahan warga," timpal Iwan, guru SDN 003 Kangboi.

Akibatnya jelas, debit air malah mengalir deras menggenangi seluruh sudut sekolah seluas 75 x 40 meter itu. Beberapa perabot mebeler rusak parah karena lumpur yang dibawa air bah. Ali Akbar menambahkan, beberapa perkakas elektronik juga rusak. "Kipas angin, colokan listrik, radio, dan instalasi juga terganggu," ujarnya.

Bahkan, sisa-sisa banjir setahun lalu itu masih bisa didapati hari ini. Banjir menggoreskan garis lurus melintang kecokelatan di dinding, meja, dan lemari. Tingginya sekitar 30 sentimeter atau tiga jengkal tangan dewasa. "Masih jelas kan sisa banjirnya," timpal Eva, guru yang juga alumni SDN 003 Kangboi.

Eva menceritakan, sejak dari dulu, sekolahnya tercinta ini kerap jadi langganan banjir. "Masih dari zaman bangunan papan sampai beton macam ini," ucapnya. "Mulai dari semata kaki, selutut, sampai sedada," lanjutnya antusias.

Namun, sehari setelah banjir sedada yang dimaksudkan Eva, 15 bulan lalu itu, SDN 003 Kangboi seketika mendapat perhatian. Adalah dua pejabat utama, Bupati Bintan Ansar Ahmad dan Gubernur Kepri Muhammad Sani, yang datang meninjau lokasi. "Mereka langsung melihat keadaan sekolah kami," kata Ali sambil memperlihatkan buku daftar kunjungan sekolah yang ditandatangani dua pemangku negeri itu. Bahkan, Ansar tidak sekadar membubuhkan paraf. Orang nomor satu di Bintan itu juga menuliskan testimoni; tetap semangat ya!

Meski datang di waktu yang berbeda, keduanya punya tujuan sama. Yakni, membebaskan sekolah berkapasitas 142 siswa itu dari ancaman air banjir saban usai hujan deras di sepanjang tahun. Sani menjanjikan pasukan PU-nya bakal lekas mengambil alih perbaikan drainase parit yang terletak sekitar 20 meter dari sekolah. Sementara Ansar, memilih untuk membangun kembali pagar yang sengaja dirubuhkan itu dan memasang blok paving di halaman sekolah. "Makanya sekarang ini permukaan sekolah sudah lumayan lebih tinggi dari sebelumnya," ucap Ali. Sementara pagar yang baru dipilih dengan model rangka besi. "Biar kalau suatu hari nanti ada bnjir lagi, air bisa lekas mengalir. Tidak tertahan di jalan dan menggenangi rumah warga," jelasnya.

Meski setahun sudah, setelah peristiwa banjir dahsyat itu berlalu, setiap guru di SDN 003 Kangboi masih menyimpan was-was manakala hujan turun. Tari, guru SDN 003 Kangboi lainnya mengakui itu. Ketika pelajaran sedang berlangsung dan bersamaan hujan turun, perhatian Tari lekas teralihkan dengan memastikan tidak ada satu pun arsip atau barang-barang berharga lainnya berada di permukaan lantai. "Masih ada takutnya," ucapnya sambil tertawa. 

Setelah puas berbincang-bincang di ruangan kepala sekolah, kemudian Ali Akbar mengajak Batam Pos berkeliling, melihat lebih dekat ruang belajar siswa. Ketika tiba di satu sudut depan sekolah, di sana terpasang plang besar. Sebuah maklumat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bintan. Di situ diterakan, bahwasanya lokasi SD 003 Kangboi dan sekitarnya, ditetapkan sebagai kawasan rawan banjir. BPBD mengimbau agar masyarakat sekitar tidak membuat bangunan tanpa rekomendasi dari BPBD. Status itu, kata Ali Akbar, yang melandasi wacana relokasi SDN 003 Kangboi 2015 mendatang. "Seperti yang guru-guru sampaikan, setiap hujan kami masih was-was," ucap Ali. 

Selain ancaman banjir yang tak pernah diduga, Ali menyebutkan masih ada ancaman lain yang kerap mengusik pikirannya. "Di sini juga rawan petir. Anak-anak kalau hujan malah suka main air. Itu yang sangat mengkhawatirkan kami," tambah Ali. 

Wacana relokasi SDN 003 Kangboi bukan sekadar pemanis ucapan pemerintah saja. Tanah seluas sekitar 1 hektare sudah disiapkan dan dibebaskan. "Juga sudah diukur oleh Badan Pertanahan Nasional," kata Ali. Wacana relokasi ini, lanjutnya, juga sudah sampai ke telinga orang tua. Para wali murid sudah menyatakan kesetujuannya. Lantaran, lahan baru SDN 003 Kangboi tidak jauh dari sekolah saat ini. "Hanya 500 meter saja di atas bukit," kata Ali. 

Sekolah di atas bukit? "Di sana permukaanya tiga meter lebih tinggi dari di sini," ujar Ali semangat. Antusiasme Ali beralasan. Pasalnya, ia yakin, bila relokasi ini sudah terjadi, seratus persen SDN 003 Kangboi bebas dari banjir. 

Ali tidak menutup mata, relokasi ini akan memakan biaya yang tak sedikit. Ia menaksir rupiah yang dibutuhkan mencapai Rp 1 miliar. "Memang benar pendidikan itu mahal. Tapi ini investasi jangka panjang, yang baru bisa dinikmati 10 tahun mendatang," pungkas Ali. ***

1 komentar:

  1. Pragmatic Play launches in Colorado, Michigan, New Jersey
    Pragmatic Play is a leading provider 경상북도 출장샵 of premium content to 의정부 출장마사지 the iGaming industry. 서울특별 출장마사지 With an 거제 출장샵 immersive 영천 출장샵 portfolio of innovative casino

    BalasHapus