Suasana pasar rakyat dadakan di Pelabuhan Internasional Tanjung Berakit Bintan, Minggu (8/6). F/Fatih |
Pelabuhan Internasional Jadi Pasar Rakyat Dadakan
Pelataran Pelabuhan Internasional Tanjung Berakit yang semula lengang seketika riuh. Ratusan masyarakat sekitar berduyun-duyun membuka tenda dan membuka lapak barang dagangan. Bintan Fishing Festival (BFF) 2014 itu pemantiknya.
FATIH MUFTIH, Bintan.
Lokasi Pelabuhan Internasional Tanjung Berakit yang berada di ujung Pulau Bintan, atau segaris lurus dengan pantai wisata Trikora, membuat pelabuhan ini acap lengang. Selain karena pelabuhan yang dibangun Dirjen Perhubungan Laut ini belum beroperasi, juga tentu karena jarak tempuhnya. Sekurang-kurangnya diperlukan waktu lebih dari 70 menit dari Tanjungpinang.
Otomatis, tak banyak yang mengunjunginya. Hanya ketika menjelang petang saja, beberapa anak muda terlihat melangut senja sambil bercerita. Padahal, bila pelabuhan penyeberangan taraf internasional ini sudah beroperasi, kelak akan banyak kapal-kapal jenis ferry tujuan Singapura atau Malaysia yang hilir mudik di sini. Terlebih, tiap tahunnya, tak kurang 400 ribu wisatawan negeri jiran bertandang ke Bintan.
Sembari menunggu pelabuhan yang bangunan fisiknya sudah rampung ini beroperasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bintan memanfaatkannya sebagai lokasi penyelenggaraan beberapa acara. Di antaranya, Bintan Fishing Festival 2014 yang digelar selama dua hari, dari 7-8 Juni 2014. Festival memancing ini merupakan kegiatan rutin tahunan Pemkab Bintan. Setia ditaja saban tahunnya karena antusiasme peserta tiap tahunnya selalu memuncak. Untuk tahun ini saja Disparbud Bintan, selaku penaja acara, sampai kewalahan menolak peserta yang ingin mendaftar. "Kami terpaksa membatasi 100 tim saja, mengingat cuaca yang kurang bersahabat," ujar Kepala Disparbud Bintan, Setioso, ditemui di lokasi acara, Minggu (8/6). Padahal, lanjut Setioso, bila dipaksakan bisa melebih total peserta tahun kemarin yang mencapai 150 tim. Tapi, Disparbud Bintan tak mau mengambil risiko dan juga demi memaksimalkan pelayanan prima dari panitia.
Sehingga, untuk menyambut 100 tim yang berasal dari pelbagai kabupaten/kota yang ada di Kepri, dan bahkan dari Jambi dan Bengkalis, dibutuhkan partisipasi masyarakat sekitar. Setioso membenarkan itu. Sehingga, ia mempersilakan kepada masyarakat Berakit untuk membuka lapak dagangan di sekitar pelataran pelabuhan internasional.
Sejak Sabtu (7/6) malam, terlihat sudah banyak tenda-tenda yang berdiri. Barang yang dijajakan pun bermacam-macam. Makanan dan minuman sudah pasti. Selebihnya, ada pakaian anak-anak, mainan, hingga kebutuhan pokok sehari-hari, semacam sabun, deterjen, dan gula. Tak pelak, ini menjadi pusaran keramaian tersendiri.
Aminah (53), penjual bakso, mengaku sudah bersiap-siap mendirikan tenda sejak Sabtu pagi. Ibu tiga anak ini bahkan turut membantu mendirikan tenda bersama suaminya. "Karena pasti ramai orang yang datang," ucapnya. Sehingga, amat disayangkan bila kesempatan semacam ini tak dimanfaatkannya.
Selama dua hari membuka tenda baksonya, Aminah mengaku bisa menjual lebih banyak mangkuk dari hari-hari biasa. Hanya saja, ia enggan menyebutkan secara rinci total mangkuk bakso yang terjual selama penyelenggaraan BFF 2014. "Alhamdulillah, hasil jualan di sini cukup membantu," ucapnya.
Selain Aminah dan berpuluh-puluh penjual dadakan lainnya, penyelenggaraan BFF 2014 juga menyedot antusiasme muda-mudi Berakit. Bila selama ini mereka banyak menghabiskan akhir pekan di Tanjungpinang atau pantai Trikora, kali ini cukup bergeser sedikit beberapa ratus meter saja dari rumah mereka. Andini dan Indra, sepasang muda-mudi itu, terlihat menikmati pesta rakyat dadakan ini. Setelah menyaksikan pelbagai suguhan hiburan, mereka terlihat asik berfoto. "Kan jarang-jarang juga ada acara sebesar ini di sini," ujar Indra.
Kondisi semacam ini memang menjadi pijakan dasar penyelenggaraan setiap kegiatan di Bintan. Bupati Bintan, Ansar Ahmad, sedari dahulu, menginginkan masyarakat Bintan selalu bisa mengambil peran dalam setiap penyelenggaraan yang ditaja Pemkab Bintan. Terlebih kegiatan-kegiatan kepariwisataan. Karena selain akan menjadi preseden bagus dari tamu-tamu yang berasal dari kota dan negara lain, mampu mendongkrak ekonomi kerakyatan. Maka dari itu, Ansar berjanji akan menggelar BFF 2015 lebih lama dari penyelenggaraan tahun ini. "Tahun depan tak cukup kalau dua hari. Bisa jadi empat hari," ujarnya kala membuka festival ini.
Bila kelak semua penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan di Bintan mengedepankan aspek ekonomi kerakyatan, sebagaimana yang diterapkan di Bali, bukan tak mungkin kesejahteraan masyarakat Bintan bisa meningkat. Selain itu, wisatawan mancanegara pun dapat bersosialisasi lebih dekat, lebih hangat, dengan masyarakat Bintan. Ini yang mesti diupayakan. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar