Jumat, 15 Agustus 2014

Ketika Bupati Bintan Ansar Ahmad Nonton Bareng Piala Dunia 2014 di Kijang

Bupati Bintan, Ansar Ahmad nobar Piala Dunia di Kijang,
Bintan Timur, Senin (16/6). F/Fatih
Datang Tiga Jam Sebelum Dimulai, Jagokan Brasil Jadi Kampiun

Begadang jangan begadang, bila tiada artinya. 
Begadang boleh saja, asal nonton bola bersama. 

FATIH MUFTIH, Bintan.

Penat seharian melakoni aktivitas padat sebagai Bupati Bintan, tak menyurutkan antusiasme Ansar Ahmad merayakan euforia tahun sepak bola bersama masyarakatnya. Rencana itu ia lontarkan kepada rekan media sesaat usai sidang paripurna, Senin (16/6) siang kemarin. "Ayo nih, kapan kita nonton bareng?" cetusnya usai sesi tanya-jawab. 

Pada mulanya, tak satu pun awak media menanggapi ajakan orang nomor satu di Bintan itu. Pasalnya, peluit pertandingan Piala Dunia 2014 yang paling dini baru dibunyikan pukul 23.00 WIB. Agak meragukan jam tengah malam itu bagi seorang pekerja supersibuk semisal bupati untuk bertarung melawan kantuk. "Nanti malam Jerman lawan Portugal. Seru tuh," ujar Ansar. "Kita nonton bareng di Taman Kota Kijang ya." Pintu mobil BP 8 B ditutup. Rekan-rekan media masih belum yakin Bupati Bintan akan datang menontong pertandingan perdana di Grup G itu. 


Raja alim, raja disembah. Raja zalim, raja disanggah. Sebagai pemimpin, kata-katanya haruslah mengotakan. Ansar Ahmad mewujudnyatakan omongannya. Dengan mengenakan setelan hitam-hitam dan bersandal jepit, suami Dewi Kumalasari ini sudah duduk di barisan depan. Ada meja panjang yang terbentang di hadapannya. Dari informasi warga sekitar, menyebutkan Ansar Ahmad sudah datang sejak pukul delapan lebih sekian menit. Tandanya, Ansar datang tiga jam sebelum pertandingan dimulakan. Apa tak bosan menunggu selama itu?

Ansar sengaja datang berjam-jam lebih awal. Karena kedatangannya ke Kijang bukan sekadar hendak menyaksikan laga Cristiano Ronaldo saja. Melainkan juga menyambung tali silaturahim dengan masyarakat Kijang, Bintan Timur. Semeja panjang dengan Ansar, ada Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Bintan, Saleh Ahmad, yang duduk persis di sebelah kiri Ansar. Sementara di sebelah kanannya, ada Camat Bintan Timur, Hasan. Kemudian masih banyak lagi tokoh masyarakat Kijang yang turut bersembang.

Tidak ada sajian-sajian mewah selama berbincang. Ansar hanya memesan sebotol air mineral yang disusul sepiring sate ayam bumbu kacang. Sementara minum penutupnya hanya segelas cendol santan. Dari hasil menguping, perbincangan hangat itu rupanya banyak seputar tentang pemekaran Kabupaten Bintan Kepulauan. Rencana pemekaran ini memang sudah matang dan tinggal menunggu rekomendasi Gubernur Kepri. 

Kepada Batam Pos, Ansar mengatakan tidak menjagokan dua negara yang bertanding malam kemarin. Bukan anak asuhan Joachim Loew ataupun Paulo Bento. "Saya tetap dukung Brasil," tegasnya. Apakah ini semua lantaran warna kebesaran partai Golongan Karya, dimana Ansar menjabat sebagai Ketua DPD I Kepri? "Tak adalah. Dari dulu memang suka Brasil," ucapnya seraya tertawa. 

Lima menit jelang peluit babak pertama dibunyikan, suasana Taman Kota Kijang sudah riuh pengunjung. Kursi yang semula kosong mendadak sudah terisi. Beberapa yang hadir belakangan, agak terkejut ketika melihat orang di barisan depan adalah Ansar Ahmad. "Itu Pak Bupati ya?" kata seorang pemuda yang datang mengenakan kaus timnas Jerman. "Berarti kita nobarsar dong. Nonton Bareng Ansar," timpal temannya terbahak-bahak. 

Tepat sesaat sebelum babak pertama dimulakan, Ansar memesan minuman yang bisa mengusir kantuknya. Karena sebelumnya, beberapa kali ia tertangkap mata sedang menguap di tengah perbincangan. Yang dipesan Ansar bukan minuman penambah energi. Melainkan minuman favoritnya di mana pun berada; kopi susu. Setelah menyeruput barang membasahi mulut, Ansar membenarkan posisi duduknya, dikarenakan wasit Milorad Mazic asal Serbia sudah meniup peluit tanda babak pertama sudah dimulakan. 

Karena Bupati Bintan ini tak merokok, diperlukan kudapan yang menemaninya selama pertandingan berlangsung. Ada sebungkus kacang kulit yang datang belakangan. Kopi susu dan kacang kulit menjadi sejoli yang menemani bupati dua periode ini menikmati pertandingan yang berlangsung cukup ketat. 

Ketika pertandingan baru memasuki menit ke-11, gelandang serang Jerman, Mario Goetze dijatuhkan di kotak terlarang. Penalti diberikan. Thomas Mueller yang menjadi algojo sukses menyarangkan bola dari titik 16 ke pojok kanan gawang Rui Patricio. Pendukung Jerman di Taman Kota Kijang pun bertempik-sorak. Sementara Ansar hanya tersenyum sambil bertepuk tangan. 

Memasuki menit ke-17, mendadak terjadi gangguan pada stasiun televisi. Seketika saja layar menghitam. Sontak ini membuat sorakan ratusan pengunjung bersorak. Ansar sesekali menoleh ke belakang tanpa menanggapi sorakan penonton. Sembari menanti gangguan, Ansar memilih kembali berbincang. Kali ini soal calon presiden. Ternyata, beberapa orang yang semeja dengan Ansar banyak yang mendukung Jokowi. Sementara Ansar, selaku kader partai Golkar, tentu mengikuti poros koalisi partainya untuk mendukung Prabowo Subianto. Beberapa candaan dilontarkan. Sekadar guyonan agar suasana malam lebih riang. 

Setelah 12 menit gangguan, layar raksasa kembali menyala. Pertandingan sudah memasuki menit ke-29. Permainan Jerman yang lebih mendominasi membuat anak-anak Der Panzer ini menggandakan kedudukan melalui tandukan Matt Hummels di menit ke-32. Dan sorakan paling riuh, justru ketika pemain belakang Portugal, Pepe harus diusir wasit karena pelanggaran sekaligus provokasi ke Thomas Mueller. Tak pelak, unggul jumlah pemain, membuat Jerman leluasa mengambil alih pertandingan. Thomas Mueller pun menambah pundi-pundi golnya setelah menyambar bola liar di area pertahanan Portugal. Babak pertama ditutup dengan tiga gol tanpa balas. Sang Megabintang, Cristiano Ronaldo melangkah dengan merundukkan muka keluar lapangan. 

Asyik menonton, Batam Pos terkejut ketika Ansar beranjak dari kursinya. Ia berpamitan kepada tokoh-tokoh masyarakat yang sedari tadi menemaninya. Ia mengatakan terpaksa pulang lebih awal, dikarenakan keseokan paginya harus memimpin apel bendera 17 hari bulan di Kantor Bupati. 

"Sudah tak perlu lagi ada babak kedua kan?" katanya seraya tertawa. "Bagaimana pun tetap Brasil juaranya," ujarnya sesaat sebelum menuju mobilnya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar