Jumat, 15 Agustus 2014

Ketika Wakil Bupati Bintan, Khazalik Berbuka Puasa Bersama Persatuan Jurnalis Bintan (PJB)

Suasana buka bersama Wakil Bupati Bintan, Khazalik
bersama anggota Persatuan Jurnalis Bintan, di
RM Sederhana, Selasa (22/7). F/One.
Diiringi Gurauan Jagoan Capres, Ingatkan Batas Profesionalisme dan Kekeluargaan

Di meja makan panjang sebuah restoran, Khazalik meriung dengan belasan wartawan. Ini bukan gala konferensi pers kerja pemerintahan. Sehingga, tak satu pun pertanyaan yang diajukan. Karena ini sudah kesepakatan. 

FATIH MUFTIH, Bintan. 

Mantan Kepala Dinas Pariwisata Bintan ini menyebutkan, undangan temu wartawan ini sekadar sebagai ajang silaturahim. Karena, katanya, selama ini pertemuan lebih bersifat profesianlisme tuntutan pekerjaan. Khazalik sebagai narasumber. Sedangkan wartawan-wartawan Bintan, yang berasosiasi di Persatuan Jurnalis Bintan (PJB), adalah golongan yang mencari sesuap makan lewat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengkabarkan pada khalayak, ihwal kondisi Bintan kekinian. 

Maka dari itu, untuk mengendurkan urat pekerjaan, Khazalik dan Bagian Humas dan Protokoler Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bintan mengundang segenap anggota PJB untuk berbuka puasa bersama, di sebuah rumah makan ternama, Selasa (22/7). "Ingat, hari ini saya tak mau ditanyai apa-apa terkait pemerintahan. Karena kita di sini cuma akan makan-makan," ujar Khazalik. 


Pernyataan Khazalik ini tak pelak menerbitkan tawa para wartawan. Apatah tidak, sebagaimana lazimnya, setiap kali bersua narasumber, terlebih sekelas wakil bupati, sudah ada berderet pertanyaan sekaligus konfirmasi yang dibutuhkan. Peranti perekam suara pun urung disorongkan. Semua kuli tinta media cetak atau elektronik kembali ke bangku masing-masing. 

Sembari menunggu bedug azan magrib, seluruh pasang mata tertuju ke layar kaca. Bukan menyimak pengajian. Karena seluruh stasiun televisi hari itu sedang sibuk berkabar tentang rekapitulasi final perolehan suara tiap pasangan capres-cawapres di 33 provinsi. 

Lantaran tak ingin terlalu lama bisu di hadapan layar kaca, para undangan yang hadir pun saling melontarkan argumennya melihat hasil perhitungan suara. Tentu, wartawan yang mendukung capres nomor urut 2 bersorak-sorai, lantaran berhasil mengungguli lawannya. Lantas siapa yang didukung Khazalik pada pemilihan presiden ketujuh ini? 

"Rahasia dong. Kalau saya kasih tahu, buat apa kemarin nyoblos," ujarnya seraya tertawa. Menurutnya, siapa pun presidennya, pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Bintan tetap yang paling dikedepankan. Khazalik juga tak lupa mengingatkan bahwa terhitung hari ini, bersamaan dengan rekapitulasi final, sudah tak lagi ada perbedaan. 

Selain itu, Khazalik secara khusus juga mengapresiasi pelaksanaan pemilihan presiden di Bintan yang berlangsung tertib dan lancar. "Nyatanya, di Bintan, tak semencekam yang dibayangkan," ujarnya pendek. Lantas, sebagai orang yang telah bergelut di jagad perpolitikan, Khazalik juga tak segan mengutarakan pendapatnya mengenai dua pasang capres. "Baik nomor urut satu atau dua, punya kecakapan masing-masing. Jadi, kalau dibandingkan satu sama lain, ya ada bagus dan kurangnya," ujar wakil bupati kelahiran Tarempa ini secara diplomatis. 

Asik berdiskusi tentang capres-cawapres, tak terasa gema azan magrib sudah mengalun. Air putih dan kue-mueh yang sudah tersaji di hadapan, jadi perhatian selanjutnya. Proses perhitungan pun pada akhirnya terabaikan sambil merapal doa berbuka puasa secara serentak. 

Setelah menenggak air putih dan beberapa biji kurma, sigaret adalah tujuan selanjutnya tangan Khazalik. Nahas, Khazalik lupa menyelipkan sebungkus rokok di balik celananya. Melihat gelagat itu, beberapa wartawan terlihat antusias menyorongkan rokoknya. Tapi, Khazalik menggeleng. "Saya pakai punya Pak Akib (Asisten III Pemkab Bintan) dulu," katanya sambil melucut sebatang. 

Baru beberapa kali tarikan dan belum lagi bara rokok mencapai pertengahan batang, Khazalik sudah menandaskannya di asbak. "Ayuk salat dulu. Rokoknya dilanjutin nanti lagi," ujarnya sambil menggulung lengan baju koko putihnya. 

Tibalah masa paling ditunggu. Apalagi kalau bukan menyantap makanan yang sudah terhidang di atas meja. Lauknya beragam. Mulai dari ayam yang dimasak pelbagai resep, rendang daging, hingga sayur pucuk daun ubi. Kali ini, semua sibuk dengan piringnya masing-masing. Di sela-sela makannya, Khazalik tak lupa melontarkan candaan. "Ayo ditambah dong. Lauknya masih banyak. Masa mau dibungkus sih buat sahur," candanya kepada seorang wartawan yang duduk di sisinya. 

Namun, rupanya Khazalik tak memberikan teladan. Setelah nasi di atas piringnya tandas, wakil bupati 51 tahun ini tak menambah porsi makannya. Takut tak kuat menunaikan ibadah tarawih, katanya. Sehingga, ia kembali menyulut sebatang rokok putih kegemarannya. 

Wartawan yang juga ahli hisap tak mau kalah dengan Khazalik. Seketika sepetak ruangan makan di lantai dua itu sudah sesak dengan asap. Namun, di sini justru momen sarat keasikannya. Seolah tak ada perbedaan dan jarak antara kuli tinta dengan narasumbernya. Semua berbaur menjadi satu dan saling melempar candaan. 

Ternyata, memang hal semacam inilah yang Khazalik ingin ciptakan. "Jadi, kita harus bisa memisahkan ketika kerja dan ketika menjadi teman atau bahkan keluarga semacam ini. Jadi, saya tak mau diwawancara apa pun saat ini," guyon birokrat yang digadang-gadang akan maju pada pemilihan Bupati Bintan 2015 ini. 

Karena bila kondisi sedemikian ini bisa diciptakan, sambungnya, sinergitas pemerintahan dan media akan berdampak pada arah pembangunan yang lebih baik ke depannya. Khazalik tak memungkiri itu. Menurutnya, tanpa peran media yang mempublikasi hasil kerja dan kebijakan sebuah pemerintahan, tak banyak orang yang bisa tahu. "Apalagi kondisi Bintan yang berpulau-pulau," ujarnya. 

Khazalik juga menyebutkan, keberadaan wartawan-wartawan di Bintan juga banyak membantu kerja pemerintahan. Misalnya, Khazalik mencontohkan, ketika ada keluhan atau dinamika di tengah-tengah masyarakat. "Biasanya 'kan yang lebih dulu tahu wartawan. Jadi setelah membaca berita, kami bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi," ujarnya. 

Selain itu, Khazalik juga menyampaikan bahwa dirinya bersama Bupati Bintan, Ansar Ahmad bukan tipikal pemimpin yang antikritik. Ketika media getol mengkritisi arah pembangunan dan kebijakan, Khazalik menilai, ini merupakan bukti bahwasanya semua ingin Kabupaten Bintan menjadi kabupaten yang membanggakan. "Ingat, tapi kritiknya harus benar lho ya," cetus Khazalik dengan nada bercanda. 

Sementara itu, Ketua PJB, Said Erwansyah turut menyatakan apresiasinya atas undangan Khazalik. Menurut wartawan televisi swasta ini, kegiatan semacam ini punya banyak manfaat. "Di antaranya, kami bisa jadi lebih jauh mengenal sosok narasumber. Jadi hubungannya bukan sebatas kerja semata," ucapnya. 

Termasuk mengenai pesan Khazalik tentang profesionalisme dan kekeluargaan. "Benar kata Pak Khazalik. Wartawan harus benar-benar bisa profesional kala bekerja dan juga sanggup menjadi teman yang baik bagi narasumbernya," pungkasnya. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar