Jumat, 15 Agustus 2014

Melihat Orientasi Pengenalan Kampus di Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid (STPS) Bintan

GM The Sanchaya Hotel, Murlidhar Rao, memberikan
motivasi bekerja di STP Sahid Bintan, Senin (11/8). F/Jay.
Genjot Motivasi Mahasiswa Baru, Hadirkan GM The Sanchaya Hotel

Ajang orientasi pengenalan kampus bagi mahasiswa baru di Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid (STPS) Bintan berlangsung semarak, Senin (11/8). Sekolah tinggi di Bintan Timur ini menghadirkan Murlidhar Rao, General Manager (GM) The Sanchaya Hotel. "Kalau disuruh bayar, gak tahu harus bayar berapa," guyon Bupati Bintan, Ansar Ahmad.

FATIH MUFTIH, Bintan. 

Pihak STPS Bintan menyadari, ajang orientasi pengenalan kampus tak boleh berlangsung biasa-biasa saja. Ajang ini dinilai sebagai pembentukan karakter tahap pertama tiap mahasiswa baru yang akan dididik menjadi tenaga kepariwisataan handal ke depannya. Bila hanya sekadar diisi dengan kegiatan banyolan-banyolan saja, dikhawatirkan tak meninggalkan kesan baik ke depannya. 

Untuk itu, STPS Bintan mengundang pihak The Shancaya Hotel, hotel bertaraf bintang yang sedang menanamkan investasinya besar-besaran di Bintan, untuk berbagi pengalaman mengenai dunia kerja kepariwisataan. 


Permintaan STSP Bintan disambut baik. Bukan sekadar staf ahli The Shancaya Hotel yang datang. Akan tetapi, justru Murlidhar Rao, sang bos hotel asal Singapura, yang memenuhi undangan tersebut dan menyatakan kesiapannya berbagi pengalaman. 

Sontak, kehadiran sosok bergaya nyentrik ini menjadi daya tarik tersendiri di antara mahasiswa baru yang sudah datang sedari pagi. Ratusan siswa pun segara meriung di ruangan yang sudah disiapkan. Lengkap dengan terusan putih-hitam, laiknya mahasiswa baru kebanyakan. Hanya saja, kala Tuan Rao bercerita tentang pengalaman kerjanya puluhan tahun di dunia pariwisata, banyak mahasiswa baru yang melongo. Karena bos hotel Sanchaya ini bercerita secara fasih dengan bahasa Inggris. 

Sehingga, untuk membantu pemahaman mahasiswa baru, seorang penerjemah dihadirkan di sebelah Rao. Sang bos itu tak berkeberatan untuk menjeda tiap kalimatnya untuk diterjemahkan. 

Di antara sekian pengalaman yang dituturkan, ada satu pengalaman Rao yang tak disangka oleh mahasiswa yang hadir. "Saya sudah bekerja di perhotelan selama 28 tahun. Dan itu semua dimulai dari sebagai tukang cuci piring," tutur Rao. 

Dalam dunia perhotelan, Rao tak memungkiri keterampilan yang dipadu keramahtamahan adalah kunci menuju sukses. Tak alpa pula Rao mengingatkan agar mahasiswa-mahasiswa baru STPS Bintan juga mulai menekuni bahasa Inggris. "Karena kita semua berkerja dengan pelayanan kepada setiap tamu yang datang. Bahasanya mesti halus dan sopan," ujar Rao. 

Rao menambahkan, para pelajar di STPS Bintan ini punya peluang yang sama dengan para pelajar di negeri jiran untuk bersaing di dunia kerja kepariwisataan. Bahkan, Rao tak malu untuk mengakui, bahwasanya anak-anak Bintan yang berkultur ketimuran ini justru lebih potensial untuk bersaing di level internasional. "Asal tetap rendah hati dan mau terus belajar," ujarnya.

Sementara, Bupati Bintan, Ansar Ahmad yang turut hadir, mengaku memang memberi perhatian lebih kepada STPS Bintan ini. Pasalnya, bupati dua periode ini menilai sekolah tinggi ini bisa menjadikan anak-anak Bintan lebih mampu bersaing dengan dunia kerja bertaraf internasional. Terlebih, potensi sektor pariwisata Bintan yang seolah tak ada habis-habisnya untuk dikelola. Sektor ini diyakini bakal menyerap banyak tenaga kerja. Dan Ansar tak ingin setelah ditabuh gong Asean Free Trade Area (AFTA) tahun mendatang, justru tenaga kerja asing yang lebih mendominasi di Bintan. 

"Untuk itu, para mahasiswa di STPS bintan ini memang dididik agar mampu bersaing dengan tenaga kerja asal Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Makanya, saya sangat mendukung pengembangan sekolah yang potensial ini," ujarnya.

Bukan bualan kosong. Pada anggaran pembiayaan belanja daerah (APBD) Perubahan nanti, Ansar akan berupaya menganggarkan biaya pemenuhan kekurangan fasilitas yang ada. Seperti pembangunan dormitori dan tempat praktek. 

Ansar menuturkan, keberadaan STPS Bintan ini juga menjadi benefit tersendiri bagi Pemkab Bintan. Karena ini menjadi sarana yang kian mendekatkan impiannya, agar anak-anak Bintan justru tak menjadi penonton di rumahnya sendiri. "Sayang kalau potensi pariwsata Bintan ini hanya dinikmati pihak asing," ungkapnya. Untuk itu, setiap tahunnya, Pemkab Bintan terus menggelontorkan beasiswa bagi anak-anak Bintan yang ingin melanjutkan pendidikan di STPS Bintan. 

"Lihat saja betapa antusiasnya pihak Sanchaya Hotel. Tak main-main. Sampai GM-nya pun mau datang ke sini. Mereka paham, bahwa sekolah ini bisa menghasilkan lulusan yang amat potensial untuk go internasional," ujarnya. 

Hal senada diutarakan oleh mantan Direktur Sahid Bintan, IGN Haryadi. Mantan dosen Universitas Trisakti ini menilai pemerintah daerah sudah melangkah cukup tanggap untuk memaksimalkan peran putra daerah dalam mewarnai pembangunan sektor pariwisata. Hanya saja, Haryadi menyayangkan, masih banyak anak-anak Bintan yang justru menaruh skeptisme terhadap sekolah ini. 

Sebagai bagian dari tenaga penyusun kurikulum, Haryadi mengerti betul cara memproduksi tenaga-tenaga kerja profesional yang siap dipekerjakan. Karena Haryadi optimis, akhir 2015 mendatang, semua pekerja di sektor kepariwisataan di Bintan itu harus sudah mengantongi sertifikat lisensi tenaga kerja profesional di bidang perhotelan. Optimisme ini dilandasi peraturan yang sudah ditetapkan secara global oleh Asean Economy Community yang disepakati bersama 2009 silam. 

"Bila tak dipersiapkan sejak sekarang, entah kapan lagi akan memulai sesuatu yang besar semacam ini. Saya hanya tak mau anak-anak Bintan jadi penonton di sini. Mereka harus ambil bagian dari potensi pariwisata yang ada di sini," tegasnya. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar